Rabu, 05 Februari 2020
ANALISIS DROP TEGANGAN PADA
JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dengan perkembangan
sistem tenaga, perusahaan pemasok daya yang lebih profesional, operasi dan
manajemen jaringan listrik tegangan menengah telah meningkat terus menerus.
Tetapi pengembangan jaringan listrik bertegangan rendah terkadang tidak dapat
memenuhi kebutuhan pengguna. Masalah tegangan rendah masih ada di beberapa
daerah jaringan distribusi tegangan rendah dan masih cukup menonjol di beberapa
daerah. Ini juga akan menyebabkan kehilangan sirkuit dari jalur distribusi
daya, yang kadang-kadang beberapa kali kehilangan dalam distribusi beban [9].
Kehilangan listrik di jaringan distribusi merupakan indikator kinerja yang
mencirikan kondisi sistem pengukuran listrik dan aktivitas dari utilitas
penjualan energi [3]. Tegangan listrik yang lebih (over voltage) atau tegangan listrik yang kurang (under voltage) atau yang tidak stabil akan
menyebabkan pelayanan terhadap beban terganggu, beban tidak dapat bekerja
secara optimal bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada beban listrik dan pada
akhirnya akan merugikan para pelanggan/konsumen listrik. Penurunan tegangan
pada saluran yang disebabkan oleh beban yang terdistribusi secara merata sama
dengan yang disebabkan oleh beban terkonsentrasi sebesar setengah dari yang terletak di ujung penerima [1].
Menurut para ahli
internasional, kerugian listrik relatif selama transmisi dan distribusi di
jaringan listrik sebagian besar negara dapat dianggap memuaskan jika tidak
melebihi 4-5%. Kerugian listrik sebesar 10% dapat dianggap sebagai maksimum
yang diizinkan dalam hal fisika transmisi listrik melalui jaringan [3]. Pada
jaringan distribusi listrik harus memasok kebutuhan pelanggan pada tegangan
dalam rentang yang memungkinkan operasi yang efisien dan peralatan ekonomis. Variasi
tegangan yang diijinkan biasanya didefinisikan dalam peraturan. Variasi
tegangan merupakan kendala utama dalam jaringan listrik yang lemah dan
manajemen tegangan diterapkan untuk mengkompensasi penurunan tegangan impedansi
dari jaringan distribusi melalui peningkatan faktor daya beban [7]. Untuk itu perusahaan
penyedia tenaga listrik dalam hal ini PT. PLN yang tentunya melayani kebutuhan
listrik dalam skala besar khususnya di negara Indonesia, harus selalu
memperhatikan kualitas tegangan pada sistem tenaga listriknya. Penelitian ini
menggunakan bantuan software Electrical
Transient Analysis Program untuk simulasikan drop tegangan jaringan distribusi yang ada dan mengambil beberapa
rumus untuk menghitung drop tegangan
di sistem jaringan distribusi [5].
B.
Rumusan Masalah
Merujuk
Mengingat masalah gangguan yang bersangkutan dengan jatuh tegangan berdasarkan
panjang penghantar pada jaringan trgangan rendah ke konsumen, maka perlu
rumusan masalah yang kemudian dibahas dalam proposal tugas ini. Adapun rumusan
tersebut ialah :
1. Bagaimana menghitung jatuh tegangan pada jaringan tegangan
rendah dan simulasi dengan menggunakan software ETAP.
2. Bagaimana cara mengatasi masalah drop tegangan pada jaringan tegangan rendah ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Menghitung dan simulasi jatuh tegangan
menggunakan software ETAP.
2.
Untuk mengetahui cara mengatasi
masalah drop tegangan pada jaringan
tegangan rendah.
D.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat
penelitian ini ialah:
1.
Menambah pengetahuan terkait pemanfaatan
software ETAP 12.6 untuk menganalisa drop
tegangan pada jaringan distribusi tegangan rendah.
2.
Peneliti mengetahui hasil dari analisa drop tegangan dengan simulasi software
ETAP 12.6.
3.
Hasil analisa digunakan sebagai acuan
jika terjadi kesalahan pada saat analisa pada komponen kelistrikan dan dapat
diimplementasikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Sistem Distribusi
sistem tenaga listrik
terdiri dari berbagai elemen: stasiun pembangkit, gardu induk, sistem
transmisi, sistem distribusi, dan beban. Sektor Distribusi membutuhkan sistem
ekonomis untuk menyediakan energi listrik pada hadiah yang sesuai dan pada
penurunan tegangan minimum untuk mengurangi regulasi tegangan. Jadi, kita
memerlukan cara ekonomis untuk menyediakan energi listrik oleh Dewan Listrik
Negara untuk berbagai konsumen pada penurunan tegangan minimum dan mengurangi
regulasi tegangan. Energi tak terlihat yang membentuk aliran elektron pada
sirkuit tertutup untuk melakukan pekerjaan disebut listrik. [7].
Tenaga listrik
disalurkan melalui distribusi primer, kemudian tenaga listrik diturunkan
tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah, kemudian
disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah untuk selanjutnya disalurkan ke
rumah-rumah pelanggan melalui sambungan rumah.
Gambar 2.1. Jaringan Distribusi
Dalam pendistribusian
tenaga listrik ke konsumen, tegangan yang digunakan bervariasi tergantung dari
jenis konsumen yang membutuhkan. Untuk konsumen industri biasanya digunakan
tegangan menengah 20kV sedangkan untuk konsumen perumahan digunakan tegangan rendah
220/380 V. Dengan demikian maka sistem distribusi tenaga listrik dapat
diklasifikasikan menjadi 2 bagian sistem yaitu :
1. Sistem Distribusi
Primer
Tingkat tegangan yang
digunakan pada sistem distribusi primer adalah meliputi tegangan menengah 20kV,
oleh karena itu sistem distribusi ini sering disebut dengan sistem distribusi
tegangan menengah.
2. Sistem Distribusi
Sekunder
Tingkat tegangan yang
digunakan pada sistem distribusi sekunder adalah tegangan rendah 220/380 volt,
oleh karena itu sistem distribusi ini sering disebut dengan sistem distribusi
tegangan rendah. Biasanya peralatan listrik yang dirancang untuk beroperasi
dalam kisaran sempit tegangan sekitar tegangan pemanfaatan standar. standar
utilitas biasanya didasarkan pada penyediaan layanan pelanggan tegangan masuk
dalam 5% dari tegangan nominal (120 volt untuk Amerika Utara) [10]. Sistem
jaringan yang digunakan untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik
tersebut dapat menggunakan sistem safu fasa dengan dua kawat maupun sistem tiga
fasa dengan empat kawat.
B. Tegangan Jatuh (Voltage Drop)
Jatuh tegangan
merupakan besarnya tegangan yang hilang pada suatu penghantar. Penurunan
tegangan merupakan indikator utama kualitas daya dan memiliki pengaruh
signifikan pada rezim kerja normal peralatan listrik, terutama motor. Oleh
karena itu, dalam sistem distribusi (DS), perhatian khusus pada kualitas daya
dan batasan penurunan tegangan telah diberikan [2].
Besarnya batas atas dan
bawah ditentukan oleh kebijaksanaan perusahaan kelistrikan. Perhitungan jatuh
tegangan praktis pada batas-batas tertentu dengan hanya menghitung besarnya
tahanan masih dapat dipertimbangkan, namun pada sistem jaringan khususnya pada
sistem tegangan menengah masalah induktansi dan kapasitansinya diperhitungkan
karena nilainya cukup berarti. Tegangan jatuh secara umum adalah tegangan yang
digunakan pada beban. Penurunan tegangan yang berlebihan dapat menghasilkan
pengurangan umur peralatan, keandalan, dan kinerja. Penurunan tegangan pada
jaringan listrik pada dasarnya tergantung pada dua parameter, ini adalah
impedansi jaringan dan arus yang mengalir melalui jaringan. Oleh karena itu
peningkatan baik impedansi atau arus akan menyebabkan peningkatan tegangan yang
sesuai [4]. Tegangan jatuh pada jaringan
disebabkan adanya rugi tegangan akibat
hambatan listrik (R) dan reaktansi (X). Jatuh tegangan Vc pada suatu
penghantar yang mempunyai impedansi (Zc) dan nilai arus beban (Il)
dapat dirumuskan [8] :
Vc = Il.Zc
Dengan demikian, penurunan tegangan, IZ,
pada jaringan adalah [6]:
IZ = ( Vs ) – (Vr )
Karena adanya
resistansi pada penghantar maka tegangan yang diterima konsumen (Vr) akan lebih
kecil dari tegangan kirim (Vs), sehingga tegangan jatuh (V drop) merupakan selisih antara tegangan pada pangkal pengiriman (sending end) dan tegangan pada ujung
penerimaan (receiving end) tenaga
listrik. Tegangan jatuh relatip dinamakan regulasi tegangan VR (voltage regulation) didefinisikan
sebagai rasio tegangan tanpa beban dikurangi tegangan beban penuh dinyatakan
dalam nilai absolut dari tegangan [5] [6]:
dimana :
Vs = tegangan pada
pangkal pengiriman
Vr = tegangan pada
ujung penerimaan
Dalam
penyederhanaan perhitungan, diasumsikan beban–bebannya merupakan beban tiga
fasa yang seimbang dan faktor dayanya (Cos φ) antara 0,6 s/d 0,85. Jatuh
tegangan dapat dihitung berdasarkan rumus pendekatan hubungan sebagai berikut :
∆V
= I ( R . cos φ + X . sin φ ) L
Dimana :
I = Arus beban ( Ampere )
R = Tahanan rangkaian (
Ohm )
X = Reaktansi rangkaian ( Ohm )
L = Panjang penghantar
(m)
C. Perhitungan Arus Beban Penuh
Trafo
Daya transformator bila
ditinjau dari sisi tegangan tinggi (primer) dapat dirumuskan sebagai
berikut:
dimana:
S = Daya transformator (kVA)
V = Tegangan sisi primer transformator
(kV)
I = Arus jala-jala (A)
Sehingga untuk
menghitung arus beban penuh (full load), dapat menggunakan rumus :
Dimana :
IFL = Arus beban penuh (A)
S = Daya transformator (kVA)
V = Tegangan sisi sekunder transformator
(kV)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Penelitian
yang diusulkan merupakan penelitian yang bersifat eksperimental dan analisis
sehingga dapat dilakukan dengan metode studi pustaka (Library Research), metode pengumpulan data lapangan (Field Research), perancangan sistem dan
analisis.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Oktober – Januari 2020 di PT. PLN ULP Masamba.
C. Metode Penelitian
Adapun
Metodologi penyusunan makalah ini yaitu:
1. Pengumpulan data dan
literatur
2. Persiapan Alat,
Software, dan bahan
3. Pembuatan formula di
program ETAP
4. Penyusunan Makalah
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
Data
saluran yang digunakan dalam analisa drop tegangan pada jaringan distribusi
tegangan rendah adalah data tegangan bus, tegangan beban, panjang jaringan,
jenis kabel dan juga kapasitas trafo.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Charles W. Brice,
“Voltage-drop calculations and power-flow studies for rural electric
distribution lines,” IEEE Transactions On Industry Applications, vol. 28, pp.
774-781, July 1992.
[2]
I. Vujosevic, E.
Spahic, and D. Rakocevic, “One Method for the Estimation of Voltage Drop in
Distribution Systems,” IEEExplore.ieee.org, 2005. pp. 566-569. Available: https://ieeexplore.ieee.org/document/1043301
[3]
Myasoedova L. A., Myasoedov Y. V., Podgurskaya I. G., “Electricity losses
in urban distribution networks and their management,” International
Multi-Conference on Industrial Engineering and Modern Technologies
(FarEastCon), IEEExplore.ieee.org, 2018. pp. 1-5. Available: https://ieeexplore.ieee.org/document/8602720.
[4]
Osahenvemwen, O.A
and Omorogiuwa, “Parametric Modeling of Voltage Drop in Power Distribution
Networks,” International Journal of Technical Research and Applications, vol.
3, pp. 356-359, May-June 2015.
[5]
Reza Indra
Satrio, and Subiyanto, “Reduction
technique of drop voltage and power losses to improve power quality using ETAP
power station simulation model,” Engineering International Conference (EIC),
pp. 1-12, 2017.
[6]
Soloman Nunoo,
Joesph C. Attachie and Franklin N. Duah, “An Investigation into the Causes and
Effects of Voltage drops on 11KV Feeder”, Canadian Journal of Electrical and
Electronics Engineering, Vol. 3, January 2012.
[7] Ritula Thakur and
Puneet Chawla, “voltage drop calculations
& design of urban distribution feeders,” International Journal of
Research in Engineering and Technology, vol. 4, pp. 43-53, October 2015.
[8]
Thomas A.
Kommers, “Voltage Drop Calculations for Electrically Short Insulated
Conductors,” IEEE Transactions On Industry Applications, vol. 17, pp. 597-605,
November 1981.
[9]
Yang guang, He
tao, “Circuit loss analysis and Application Development of three-phase
unbalanced load of low voltage distribution network,” China International
Conference on Electricity Distribution, pp. 1-4, September 2010.
[10]
Vinit Gupta and
Anil Pahwa, “A voltage drop-based approach to include cold load pickup in
design of distribution systems,” IEEE Trans. Power Syst., vol. 19, pp. 957–963,
May 2004.
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)